Nostalgia Akhir 'Pertarungan" Musik Dangdut VS Musik Rock Di Era Tahun 90an

Nostalgia Akhir 'Pertarungan" Musik Dangdut VS Musik Rock Di Era Tahun 90an

Ngamen Blog  | Bagi sobat Ngamen yang saat ini berumur 45 - 50 tahun membaca judul diatas pasti sudah tahu kemana arah ceritanya. Sobat pasti masih terbayang pada saat itu ada sebuah aliran musik baru bernama musik Rock yang menggebrak musik musik lain terutama musik Dangdut. Mengapa kedua musik ini menjadi kontroversi padahal sebenarnya juga banyak aliran musik lainnya seperti musik keroncong, langgam jawa, seriosa, qosidah dan lain lain. Ternyata musik rock dan musik dangdut mereperentasikan ciri kehidupan masyarakat terutama kawula muda saat itu. Musik dangdut diasumsikan sebagai musik kalangan sebagian masyarakat baik yang berada di kota dan di desa dari berbagai macam kultur dan latar belakang terutama adalah masyarakat kecil. Sementara musik rock sebagai musik yang dianggap masih baru muncul merepresentasikan kawula muda terutama yang terpelajar dan sepertinya lebih agresif sesuai dengan ciri hentakan musik dan menyanyinya yang kadang diringan dengan jeritan atau teriakan. Musik dangdut yang dianggap sebagai musik kampungan atau musik orang pinggiran oleh penggemar musik beraliran yang lain justru tidak se inklusif seperti penggemar musik lainnya tersebut. Terbukti setiap road show dan konser musik Rhoma Irama keliling kota di Pulau jawa memperkenalkan Film dan lagu barunya tetap dihadiri oleh lautan manusia. Sementara penggemar aliran musik keroncong maupun pop atau yang lainnya hanya sebagian kecil dari masyarakat saat itu. 


Dari perbedaan latar belakang masyarakat akibat muncul isme  kesukaan musik inilah yang membuat dimulainya sebuah babak baru dimana musik rock yeng mempunyai penggemar militan terus menggelar berbagai konser musik secara terbuka diberbagai kota di Jawa seperti yang dilakukan oleh musik dangdut. Tercatat saat itu Ahmad Albar dengan group Band Godblessnya menjadi ikon anak muda penggemar musik rock. 

Perseteruam antar penngemar musik dangdut dan rock kerap berbuah tindakan kriminal pada beberapa konser musik seperti  penggemar rock tawuran dengan penggemar  dangdut. Panggung Soneta Group bahkan pernah dikencingi seorang rocker. Rhoma Irama konon,  saat itu mengejarnya dengan kabel setrum. Caci-maki di panggung sampai umpatan di media bertubi-tubi.Untungnya polemik yang meruncing tajam saat itu berakhir dengan perdamaian antara kedua kubu musik, baik rock maupun dangdut. Apalagi muncul fakta baru, ternyata baik Benny Soebardja maupun Oma Irma sama-sama berasal dari Tasikmalaya. Perseteruan lintas musik ini berakhir dengan happy ending.

Di ujung tahun 1977, akhirnya ada konser yang menyatukan God Bless dan Soneta Group.Acara sarat sensasi ini bisa juga dianggap sebagai pertanda bahwa antara musik dangdut dan rock tak ada pertikaian atau perseteruan lagi.Bahkan Rhoma Irama dengan tanpa malu-malu lagi mengadopsi gaya rock ala Deep Purple dalam sajian musik Soneta Group. Konser yang berlangsung 31 Desember 1977 itu berlangsung dengan riuh tanpa insiden sama sekali.Achmad Albar berduet dengan Rhoma Irama menyanyikan lagu Begadang serta hits dari Duo Kribo bertajuk Neraka Jahanam.

Di tahun 1979,Achmad Albar dengan musik yang digarap gitaris God Bless Ian Antono merilis album dangdut bertajuk Zakia.Album ini sukses di pasaran.Achmad Albar bahkan sempat merilis sekitar 4 album bercorak dangdut.Achmad Albar bahkan mengikuti jejak Rhoma Irama bermain dalam dua film bertema dangdut yaitu “Irama Cinta” dan “Cubit Cubitan” bersama Elvy Sukaesih.

Sebagai punggawa dangdut Rhoma Irama juga terus ingin menyatukan kedua kelompok penggemar musik ini. Selain terus mengembangkan musik dakwah, namun terus berusaha bagaimana agar situasi tidak meruncing kemali. Sebagai usaha untuk itu, Rhoma Irama menciptakan Film berjudul Menggapai Matahari, bahkan untuk membawa pesan perdamaian Rhoma menciptakan Film Menggapai Matahari 2 yang ikut dibintangi oleh Rocker Muda Ikang Fawzi. Inti dari cerita film tersebut adalah walaupun ada perbedaan aliran musik baik Dangdut maupun Rock, namun akhirnya tetap bersatu dan dijaga terus perdamaian walaupun tetap dibumbui dengan cerita cinta dan dakwah sebagai ciri film Rhoma Irama.

Sebagai klimaksnya pertarungan ini diakhiri dengan konser di tahun 1985 dimana Rhoma Irama satu panggung dengan God Bless dalam acara bertajuk “Apresiasi Musik Anak Muda 1985” yang digelar di Stadion Utama Senayan 22 Desember 1985 mulai jam 19.00 WIB.

Sumber referensi dan foto : dennysakrie63.wordpress.com
Advertisement

Baca juga:

------------- READ NEXT -------------