Beberapa bulan yang lalu saya sangat terkejut dengan sebuah aplikasi yang sangat mirip dengan WhatsApp bernama Telegram. Cerita bermula dari aktifitas saya di sebuah group chatting WhatsApp, namun ada salah seorang anggota group yang menyarankan untuk gabung sebuah group tentang ujian, soal soal beserta pembahasannya. Akhirnya saya bergabung dengan terlebih dahulu menginstal Telegram di gadget saya. Dari sinilah saya mulai tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang Aplikasi Telegram. Nah, melalui artikel ini Blog Ngamen akan berbagi informasi tentang apa itu Telegram keunggulan dan kelemahannya nya dibandingkan dengan Aplikasi WhatsApp dan mengapa Pemerintah Indonesia pernah memblokirnya.
Telegram adalah sebuah aplikasi gratis untuk layanan pengirim pesan (chatting) instan multiplatform berbasis cloud yang bersifat gratis dan nirlaba. Multiplatform yang dimaksud bisa kompatibel dengan OS Android, iOS, Windows Phone, Ubuntu Touch dan sistem perangkat komputer seperti Windows, OS X dan Linux). Penmgguna Telegram bisa beraktifitas dengan cara mengirim pesan dan bertukar foto, video, stiker, audio, dan semua tipe file atau berkas. Telegram juga menyediakan pengiriman pesan dari port to port yang terenkripsi secara optional.
Telegram dikembangkan oleh Telegram Messenger LLP dan didukung oleh wirausahawan Rusia bernama Pavel Durov. Kode pihak kliennya berupa perangkat lunak sistem terbuka namun mengandung blob binari, dan kode sumber untuk versi terbaru tidak selalu segera dipublikasikan,sedangkan kode sisi servernya bersumber tertutup dan berpaten. Layanan ini juga menyediakan API kepada pengembang independen. Pada Februari 2016, Telegram mengklaim memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan dengan15 miliar pesan per hari.
Telegram mempunyai tampilan yang mirip dengan WhatsApp. Saya sendiri secara pribadi hanya bisa membedakannya dari background warna biru langit sedangkan whatsApp berwarna hijau. Selebihnya jika kita kita telusuri dengan chatting sensasinya sama dengan saat kita chatting di WhatsApp.
Berikut keunggulan dan kelemahan yang di miliki Telegram selengkapnya :
1. Chatting di Telegram berbasis Cloud sedangkan WhatsApp tidak
Telegram adalah aplikasi chatting yang berbasis cloud sehingga kita dapat melakukan sinkronisasi lebih mudah. jadi penggunanya bisa mengaksesnya menggunakan perangkat apa saja seperti tablet, komputer & laptop tanpa harus membiarkan handphone tetap aktif. Adapun WhatsApp bisa diakses lewat web pada awal tahun 2015. Tapi, perlu proses sinkronisasi data terhadap smartphone, jadi smartphone harus tetap aktif pada saat bersamaan. Ini artinya, kuota data dan baterai smartphone akan terkuras.Kalian juga tak perlu khawatir karena Telegram mengambil ruangan penyimpanan di smartphonemu. Selain itu dengan basis cloud dan pilihan manajemen cache, Telegram dapat mengambil hampir nol ruang pada smartphonemu.
2. Kapasitas Pengiriman File Lebih Besar
Dalam chatting selain menulis terkadang kita juga selalu berbagi gambar, video, foto , file dokumen. Telegram sampai dengan 16 GB file yang akan kamu kirimkan atau terima berbeda dengan WhatsApp yang membatasi kiriman file hanya 1 GB.
3. Bisa menampung Ribuan Anggota Group
Jika kamu ingin menampung dan mengumpulkan ribuan orang dalam satu group gunakanlah Telegram. Telegram bisa menampung 10.000 orang (2017) sedangkan WhatsApp hanya bisa mengakomodasi 256 anggota saja dalam satu group.
4. Akses Aplikasi lebih cepat dan ringan tidak memakan memory
Karena berbasis cloud dengan kapasitas server yang besar, maka aksesnya terasa cepat dan ringan walaupun lalulintas anggota group ribuan. Ada satu fitur jika kamu tidak ingin diganggu dengan notifikasi aktifitas para anggota yang ribuan itu bisa di disable atau dengan menonaktifkannya. Selain itu ukuran file yang lebih sedikit dibandingkan WhatsApp sehingga aksesnya ringan dan tidak membutuhkan memory internal dan penyimpanan yang besar.
5. Fitur yang tidak ada di WhatsApp
Ada beberapa fitur yang tidak ada di whatsApp seperti berikut ini :
- Fitur channel pengguna yang tak terbatas. Fitur ini membuat pengguna dapat melakukan komunikasi atau mengirim pesan satu arah kepada seluruh anggota ‘channel’ tesebut. Fitur ini memiliki keunggulan dari segi batasan yang akan meminimalisir penggunaan channel untuk keperluan yang tidak seharusnya bila dibandingkan dengan penggunaan ‘Group’ biasa karena setiap aktifitas komunikasi pada channel secara penuh diatur oleh satu orang pengguna yang menjadi administrator.
- Fitur secret chat yaitu chating rahasia dimana kamu bisa chatting tanpa ketahuan siapapun hanya kamu dan lawan chattingmu yang tahu walaupun gambar, foto maupun video yang dikirim. Secret chat ditandai dengan gambar gembok berwarna putih.
- Fitur Hastags, Mention, Stiker, Reply dan Forward lebih menarik dibandingkan WhatsApp dan Twitter. Bahkan kamu bisa bikin stiker sendiri.
- Bot : Fitur yang satu ini banyak digunakan oleh pengguna Telegram untuk berbagai aktifitas menarik seperti permainan Game kamu bisa membuat sendiri bagaimana bot di Telegram untuk berbagai manfaat keren karena Bot Telegram sudah dilengkapi Kecerdasan Buatan.
Seperti yang disampaikan Alfons Tanujaya Praktisi keamanan internet dari Vaksincom melalui detiknet bahwa walaupun Telegram mempunyai keunggulan dari segi fitur, namun punya kekemahan dari segi security dibandingkan dengan WhatsApp. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dari sisi sekuritinya diantaranya :
1. Enkripsi
WhatsApp dan Telegram masing-masing menerapkan enkripsi bahkan Telegram lebih dulu menerapkannya dibandingkan dengan WhatsApp. Telegram menerapkan enkripsi in house yang disebut MTProto, sedangkan WhatsApp menerapkan sistem dari Open Whisper. Protokol MTProto dibangun oleh Nikolai Durov dan developer Telegram, sedangkan protokol Open Whisper (Signal) dibangun oleh Moxie Marlinspike, veteran enkripsi yang diakui kiprahnya di dunia kriptografi di mana Edward Snowden sendiri dalam beberapa forum terpisah menyatakan dukungan pada penggunaan Open Whisper. Telegram tidak mau kalah dan mengklaim MTProto sangat aman dan bahkan sempat mengeluarkan tantangan memberikan USD 200.000 bagi siapapun yang bisa memecahkan enkripsinya, namun kontes ini sendiri dikritik karena membatasi persyaratan dengan sangat ketat dan tidak mencerminkan kenyataan ancaman yang sebenarnya. Dari segi penggunan protokol walaupun sama-sama belum terpecahkan, namun tingkat keamanan protokol Signal yang digunakan oleh WhatsApp diyakini lebih andal dibandingkan MTProto Telegram.
2. E2E, End to End Encryption
WhatsApp menerapkan E2E pada seluruh komunikasi, baik komunikasi perorangan atau komunikasi group. Telegram, sekalipun terlebih dahulu menerapkan enkripsi dibandingkan WhatsApp, ternyata tidak menerapkan enkripsi E2E pada seluruh komunikasi dan pengguna Telegram harus secara khusus menjalankan Secret Chat agar terproteksi E2E. E2E adalah sistem enkripsi dimana enkripsi dilakukan otomatis oleh aplikasi antar telepon pintar yang berkomunikasi dimana kunci enkripsi dan dekripsi hanya disimpan di telepon pintar yang bersangkutan dan server aplikasi tidak menyimpan kunci enkripsi / dekripsi sehingga secara teknis tidak memungkinkan bagi pihak pemilik aplikasi / server untuk mengakses data komunikasi penggunanya. Telegram relatif lebih lemah dari sisi E2E karena sistem yang diadopsinya berbeda dengan WhatsApp, ia mengadopsi sistem Cloud dimana seluruh data komunikasi disimpan di server Telegram, sedangkan WhatsApp menganut sistem Client to Client dimana seluruh data komunikasi akan tersimpan disetiap client dan bukan di server WhatsApp. Dari sudut pandang sekuriti, meskipun Telegram mengklaim sampai hari ini tidak pernah membagikan sedikitpun data komunikasi pelanggannya kepada siapapun, namun fakta bahwa data komunikasi tersimpan di server Telegram itu sendiri sudah menambahkan faktor risiko kebocoran data di masa depan dibandingkan WhatsApp yang tidak memiliki data dan semuanya disimpan di masing-masing klien.
Seperti yang pernah viral di berbagai media di seluruh dunia bahwa Indonesia memblokir Telegram karena digunakan untuk aktifitas para terorisme. hal ini dilakukan pemerintah mulai awal pertengahan Juli sampai awal Agustus 2017. Pembukaan pemblokiran Telegram dilakukan pemerintah setelah adanya niat baik telegram dalam memperbaiki keamanannya khususnya dalam penanggulangan terorisme. hal ini ditandai dengan kunjungan langsung Bos besar Telegram Pavel Durof langsung ke Kantor Kemenkominfo.
Advertisement